Perantaraan para kudus

"Sambil kita merayakannya dengan pertemuan meriah ulang tahun orang besar ini, pembuka jalan Tuhan, Yohanes yang terberkati, marilah kita meminta bantuan doa-doanya. Karena ia adalah teman Sang Mempelai Laki-Laki, kamu lihat, ia juga bisa mendapatkan bagi kita agar kita bisa menjadi milik Sang Mempelai Laki-Laki, agar kita bisa dianggap pantas untuk mendapat rahmat-Nya." – St. Agustinus.[1]

Perantaraan para kudus (bahasa Inggris: intercession of saints), disebut juga pengantaraan orang kudus atau syafaat orang suci, adalah suatu doktrin yang dipegang oleh Gereja Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, dan Katolik Roma. Praktik berdoa melalui perantaraan orang-orang kudus (santo/santa) ditemukan dalam tulisan-tulisan Kristen sejak abad ke-3.[2][3] Pengakuan Iman Rasuli (Syahadat Para Rasul) dari abad ke-4 menyatakan keyakinan akan persekutuan para kudus, yang diinterpretasikan gereja-gereja Kristen tertentu sebagai dasar dari perantaraan para kudus. Dalam Yudaisme juga dimungkinkan adanya permohonan doa melalui orang-orang kudus.

  1. ^ On the Birthday of Saint John the Baptist, Sermon 293B:5:1. “Against superstitious midsummer rituals.” Augustine’s Works, Sermons on the Saints, (1994), Sermons 273–305, John E. Rotelle, ed., Edmund Hill, Trans., ISBN 1-56548-060-0 ISBN 978-1-56548-060-5 p. 165. [1] Editor's comment (ibid., note 16, p. 167): “So does ‘his grace’ mean John’s grace? Clearly not in the ordinary understanding of such a phrase, as though John were the source of the grace. But in the sense that John’s grace is the grace of being the friend of the bridegroom, and that that is the grace we are asking him to obtain for us too, yes, it does mean John’s grace.”[2]
  2. ^ "On the Intercession and Invocation of the Saints". orthodoxinfo.com. 
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-06-19. Diakses tanggal 2016-10-07. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search